Jems bagun pagi-pagi sekali dan menumpuk potongan sayur yang ia panen semalamam. “Bagaimana ya melakukannya?” ia menghela nafas. Tidak pernah rasanya ia merasa dipermalukan seperti ini, berjualan sayur di pinggir jalan. Bagaimana kalau gadis-gadis melihat dia? Bagaimana cara menawarkan ke pembeli? Ia cepat-cepat menghapus rasa takut saat ingat hutang uang kuliahnya. Kini, Jems sudah melewati semua rasa malu dan tantangan itu. Ia menghargai pengalaman itu sebagai pelajaran berharga yang membentuk identitas dirinya. Tertarik membaca kisah lengkapnya? Yuk, ikuti kisah Jems dalam Jems dan Hikayat Petani Muda.
***
Jems woke up early morning and pile up some vegetables he harvested the night before. “How am I going to do this?” he exhales. Never in his life he felt so humiliated to sell vegetables on the street. What if the girls see him? How would he offer it to the customer? He quickly erased his fears when he remembered his tuition debt. Now, Jems already passed his shames and challenges. He appreciate his experience as valuable lessons that shaped his identity. Interested in reading his complete story? Let’s follow Jems story in Jems and A Tale of a Young Farmer.