A Lesson from A Hungry Stray Dog

One thing we learn most from dogs is their ability to love unconditionally. We witness and feel this simple fact from my passed-away dogs, or from stray dogs living on streets.

Living in Kei Island confirm more about this theory. Stray dogs are part of Kei people community. They live freely on streets within their territories. Having their own life, community and hierarchy among their peers. But we can say that they live a pretty harsh life here. Far from fully-law-protected-animal-lovers-environment, they have to defend their life day by day. Scrapping food from trashes, malnourished, and threaten as part of human food chain.

But do those facts reduce their ability to love? Apparently not. This cute pup held by my friend Selin, was born from a stray dog mom who is faithfully nurturing their four pups by herself. Giving them milk whenever they need even when she’s not well-fed and hungry. Make her pups fat, clean, and happy. And ended bless this little girl here, with happiness and love.

And whenever you give a little of your love to a dog, it will repay you with multiple love and faithfulness.
If an animal -which its name we use as a form of insult- can possess such high value, what more can we demand from ourselves, whose said to have higher morals?

***

Sebuah Pelajaran dari Seekor Anjing Jalanan

Satu pelajaran penting dari mahluk bernama anjing adalah kemampuannya mencinta tanpa syarat. Saya adalah saksi hidup yg sudah merasakan sendiri, apakah itu dari anjing peliharaan atau anjing jalanan.

Hidup di Pulau Kei kembali mengkonfirmasi teori itu. Anjing jalanan banyak sekali di sini. Mereka bertebaran di jalanan, hidup bebas tapi dengan hirarki dan komunitasnya sendiri. Hidup mereka berat. Tidak dimanjakan dengan lingkungan pecinta binatang, mereka harus mempertahankan nyawa setiap hari. Mengais sampah untuk makan, kurang gizi, dan terancam sebagai bagian dari rantai makanan manusia.

Namun apakah fakta itu mengurangi kemampuan mereka untuk mencinta? Ternyata tidak. Anak anjing lucu yang digendong teman kecil saya, Selin, lahir dari anjing jalanan yang dengan setia merawat keempat bayinya. Mereka disusui tepat waktu walaupun ibunya sendiri tidak cukup makan. Ia membuat anak-anaknya gemuk, bersih, dan bahagia, yang pada akhirnya memberkati gadis kecil ini dengan kasih dan kegembiraan.

Dan saat Anda menyisihkan kasih untuk seekor anjing, ia akan membalasmu berkali lipat dengan cinta dan kesetiaan.

Jika binatang ini -yang namanya sering kita pakai sebagai bentuk penghinaan- bisa menganut nilai hidup yang tinggi, bagaimanalah kita yang konon mahluk bermoral ini, menuntut ukuran akan nilai hidup kita?